1. Tidak Mendengarkan
Sebagian besar orang bukanlah tipekal pendengar yang baik. Ini
tentu saja berhubungan dengan ego mereka yang tinggi, yang justru ingin lebih
didengarkan dibanding mendengarkan. Dalam setiap perbincangan mereka sepertinya
tidak tahan menunggu giliran untuk berbicara.
Belajarlah menekan ego anda untuk mendengarkan secara
sungguh-sungguh apa yang orang lain katakan.Ketika anda mengambil sikap untuk
mulai mendengarkan, anda sedang membuka jalan untuk terciptanya suatu hubungan
(apapun) yang sangat potensial. Namun tetap hindari jawaban singkat “ya” atau
“tidak”, karena jika anda seperti itu lawan bicara anda akan memberikan
informasi setengah-setengah kepada anda. Antusiaslah terhadap topik yang sedang
mereka bicarakan, sebagai contoh, jika lawan bicara anda sedang bercerita
tentang pengalamannya mendaki gunung pada akhir minggu lalu, anda dapat
bertanya kepadanya :
è gunung apa yang anda daki?
è apa yang ada sukai dari mendaki gunung?
è apa saja yang anda
lakukan di atas gunung?
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan membuat topik pembicaraan
menjadi lebih mendalam, lebih menarik, serta memancing lebih banyak lagi topik
untuk didiskusikan. Dan yang tak kalah pentingnya lawan bicara anda mengetahui
bahwa anda sungguh-sungguh sedang mendengarkannya. Hal ini tentu saja akan
membuat tingkat respek lawan bicara anda bertambah pada anda.
2. Terlalu Banyak Bertanya
Beberapa pertanyaan dapat berarti anda antusias dengan lawan
bicara anda, namun terlalu banyak bertanya pun akhirnya menjadi tidak baik
karena sepertinya anda sedang menginterogerasi lawan bicara anda, dan dapat
membuat mereka menjadi tidak nyaman.
3. Kehabisan Topik Untuk Dibicarakan
Dalam percakapan mungkin anda sering merasa kehabisan topik
untuk dibicarakan dengan lawan bicara anda, terutama jika anda berbicara dengan
seseorang yang baru saja anda kenal. Untuk mencegah hal ini terjadi, ada
beberapa saran mengenai topik yang bisa anda bicarakan :
è Seorang bijak pernah berkata “Jangan tinggalkan rumah tanpa
membaca surat kabar terlebih dahulu. Jika anda kehabisan topik untuk
dibicarakan, anda bisa memulai berbicara tentang berita yang sedang hangat saat
ini.”
è Bicarakan tentang sesuatu yang berada disekeliling anda. Mungkin
tentang aquarium yang berada dibelakang anda, anak-anak yang sedang bermain di samping anda,
atau apapun saja yang memungkinkan untuk dibicarakan di sekeliling anda.
4. Penyampaian yang Buruk
Salah satu hal yang paling penting dalam berkomunikasi bukanlah
apa yang anda katakan, melainkan bagaimana anda menyampaikannya. Perubahan
dalam kebiasaan ini akan membuat perbedaan besar, karena suara dan bahasa tubuh adalah bagian yang sangat vital dalam
berkomunikasi. Beberapa hal dibawah ini untuk anda pertimbangkan :
è Sampaikan dengan perlahan. Ketika anda berbicara tentang suatu
hal yang sangat menyenangkan, mudah sekali bagi anda untuk memulai pembicaraan
tersebut dan bahkan anda dapat berbicara dengan sangat cepat. Usahakan anda
memperlambat kecepatan bicara anda, karena akan lebih mudah bagi lawan bicara
anda untuk mendengarkan dan menangkap maksud yang ingin anda sampaikan.
è Bicaralah dengan suara
lantang. Tidak perlu ragu, karena lawan bicara anda memang ingin mendengarkan
anda.
è Bicaralah dengan jelas.
Jangan seperti bergumam.
è Bicaralah dengan suara
yang tidak monoton. Libatkan emosi dalam suara anda.
è Gunakan jeda. Penyampaian
dengan perlahan ditambah dengan jeda akan membuat lawan bicara anda lebih
perhatian dalam mendengarkan dan suasana pun menjadi lebih rileks.
è Gunakan bahasa tubuh yang
baik. Dalam artikel mendatang, saya akan membahas bagaimana menggunakan bahasa
tubuh yang baik.
5. Menginterupsi
Apakah yang anda rasakan jika pembicaraan anda dipotong oleh
lawan bicara anda? … Ya, lawan bicara anda pun akan merasakan hal yang sama
jika anda memotong pembicaraannya. Biarkan lawan bicara anda menghabiskan
terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan. Itu adalah salah satu bentuk
penghargaan anda pada lawan bicara anda. Carilah keseimbangan antara
mendengarkan dan berbicara.
6. Keinginan “Selalu Benar”
Orang tidak akan terkesan kepada anda jika anda selalu ingin
merasa benar dalam setiap pembicaraan. Seringkali pembicaraan bukan betul-betul
sebuah diskusi. Kadang-kadang kita ingin menjaga mood tetap baik dengan
berbicara dengan seseorang. Sebagai contoh : salah satu teman anda ingin
bercerita kepada anda mengenai serunya pengalaman berarung jeram sampai-sampai
perahu karetnya terbalik. Namun anda malah berbicara bagaimana berarung jeram
yang baik. Saya yakin mood teman anda akan langsung berubah.
Duduklah santai, berbicara dan tidak berdebat.
Duduklah santai, berbicara dan tidak berdebat.
7. Berbicara Tentang Hal-Hal Aneh atau Negatif
Pernahkan anda berkenalan dengan seseorang dan setelah itu ia
berbicara tentang hal-hal aneh atau negatif, seperti kesehatannya yang
memburuk, cerita pembunuhan, atasannya yang menyebalkan, atau menggunakan
bahasa aneh yang hanya ia dan temannya yang mengetahui artinya.
Saya rasa tidak ada manfaatnya berbicara hal-hal aneh atau negatif seperti itu. Orang-orang akan senang berbicara kepada anda jika anda selalu memberikan energi positif dalam setiap kata-kata yang anda keluarkan.
Saya rasa tidak ada manfaatnya berbicara hal-hal aneh atau negatif seperti itu. Orang-orang akan senang berbicara kepada anda jika anda selalu memberikan energi positif dalam setiap kata-kata yang anda keluarkan.
8. Membosankan
Jangan bercerita panjang-panjang tentang mobil anda yang baru
saja anda beli atau rumah anda yang baru saja selesai dibangun. Rata-rata orang
tidak terlalu tertarik dengan cerita semacam itu, yang terlalu mengekspose
kemampuan diri. Carilah topik yang mengarah pada hal-hal yang bergairah atau
hal-hal yang lucu misalkan. Bisa juga anda menceritakan tentang pengalaman anda
berakhir pekan di puncak kemarin atau rencana anda pada liburan Lebaran
mendatang. Intinya adalah sesuatu yang positif. Bukan juga mengeluh tentang
atasan atau pekerjaan anda. Cobalah memberi peran lebih dalam berbicara untuk
lawan bicara anda. Kelak anda akan membangun sebuah hubungan yang berkualitas.
Mungkin anda sudah sering mendengar istilah “mengapa Tuhan menciptakan 2 telinga dan 1 mulut? … agar kita lebih banyak mendengarkan dibanding berbicara.
Mungkin anda sudah sering mendengar istilah “mengapa Tuhan menciptakan 2 telinga dan 1 mulut? … agar kita lebih banyak mendengarkan dibanding berbicara.
9. Tidak Merespon Dengan Baik
Jika seseorang bercerita tentang pengalamannya, jangan sekedar
mengangguk atau menjawab dengan kalimat singkat. Terbukalah dan katakan apa
yang anda pikirkan. Ekspresikan perasaan anda.Sebagai penutup, anda tidak harus
memperbaiki ke-9 langkah diatas secara sekaligus. Pilihlah kira-kira 3 hal
terpenting yang menurut anda perlu diperbaiki dan selama 3-4 minggu anda
berusaha melakukan hal tersebut secara terus menerus sampai akhirnya menjadi
suatu kebiasaan.Mudah-mudahan tips ini bermanfaat bagi anda sehingga kelak anda
dapat menjadi teman bicara yang baik bagi teman-teman atau pasangan anda.
No comments:
Post a Comment